Aku lahir dengan situasi sejarah yang penuh kebohongan. Aku besar dengan beribu macam kebohongan pula. Hingga kini aku penganut yang taat terhadap kebohongan-kebohongan itu. Bisa aku bilang, aku kini adalah aku yang penuh kebohongan.
Apa peduliku! Aku hanya tahu apa yang aku dapatkan dari dulu itu. Aku tidak mau membuka banyak-banyak ruang dalam pikiranku. Aku tak sudi mendengar pandangan lain. Lebih-lebih pandangan itu dari hantu-hantu bernama pengetahuan.
Aku ingin terus memelihara kebohonganku sekarang ini. Jati ragaku sudah terbentuk dengan konsisten dan presisi. Aku pastikan tidak lagi punya hati, apalagi nurani. Aku siap bertaruh apa saja, meski kusadari betul, yang kupunya hanya keberanian. Berani untuk tetap bebal, percaya pada kebohongan yang terus bersemayam dalam udara.
Percuma mengajakku untuk mendengar lebih jauh, membaca lebih dalam. Karena setiap lini diriku sudah penuh dengan kebohongan. Tak ada ruang untuk hal-hal yang selain kebohongan, bohong, pembohongan, membohongi.
Jadi biarkan kebohonganku ini selalu milikku. Lain-lain silahkan memilih yang tersisa. Silakan bersedih dan tertawa, terus cemas dan berbangga. Aku akan terus menunggu datangnya waktu. Karena hanya waktu lawan setimpalku.
Pengetahuan, enyahlah dari wajahku!